1.
Tanah
Sifat fisik tanah
yang diperlukan untuk budidaya wortel adalah tanah yang memiliki tekstur
struktur tanah yang baik. Jenis tanah yang sesuai adalah andosol, alluvial,
regosol dan latosol yang kebanyakannya terdapat di dataran tinggi, namun tidak
menutup kemungkinan di dataran rendah dapat diusahakan. Derajat keasaman tanah
yang sesuai untuk budidaya wortel adalah 5.5 – 6.5. Tanah dengan
topografi/tingkat kemiringan kurang dari 30% masih dapat dianggap layak untuk
budidaya wortel, sedangkan pada kemiringan di atas 30% dianggap tidak
menguntungkan.
2. Suhu
Suhu sangat
berpengaruh terhadap proses metabolisme tanaman baik respirasi, fotosintesis,
transpirasi, aktifitas enzim, absorpsi (penyerapan air), hara, pembelahan sel,
dll. Suhu optimal yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pembentukan umbi yang
normal adalah 15.6 – 21.1 °C, namun demikian pada suhu 26 °C dengan ketinggian
500 m dpl, namun produksi umbi kurang memuaskan. Pada suhu yang terlalu tinggi,
tanaman wortel akan menghasilkan umbi yang pendek dan kecil-kecil.
3. Curah
Hujan
Keadaan curah hujan
memegang peran penting dalam produktifitas tanaman. Curah hujan berkaitan
dengan ketersediaan air tanah. Kekurangan air akan menghambat pertumbuhan
tanaman sedangkan jika kelebihan air juga tidak baik karena tanaman mudah
terserang penyakit. Daerah yang sesuai untuk budidaya wortel adalah daerah yang
memiliki iklim basah (1.5 – 3 bulan kering dalam satu tahun) dan iklim agak
basah ( 3 - 4.5 bulan kering dalam 1 tahun). Meskipun demikian tanaman wortel
masih toleran terhadap iklim sangat basah ( 0 – 1.5 bulan kering dalam satu
tahun).
4. Kelembaban
Kelembaban udara
yang sesuai bagi pertumbuhan wortel adalah 80 – 90%. Kelembaban yang terlalu
tingigi akan merangsang pertumbuhan cendawan penyebab penyakit. Kelembanan yang
terlau tinggi juga stomata tertutup sehingga penyerapan CO2 terhambat.
Terbatasnya penyerapan CO2 akan membatasi proses fotosintesis tanaman yang pada
gilirannya akan menghambat pertumbuhan tanaman.
5. Intensitas
Penyinaran Matahari
Cahaya
matahari merupakan sumber energy dalam proses fotosintesis. Kekurangan sinar
matahari menyebabkan proses fotosintesis terganggu sehingga proses pembelahan
organ vegetative dan generative terganggu. Gejala tanaman yang kurang sinar
matahari akan menujukan gejala etiolasi sehingga tanaman akan tumbuh memanjang,
kurus, lemah dan pucat. Kondisi seperti ini menyebabkan tanaman tidak akan
membentuk umbi. Semakin besar energy cahaya matahari yang dapat diterima
tanaman, semakin besar pula pengaruhnya terhadap kenaikan hasil.
Semakin
besar intensitas cahaya matahari yang diterima tanaman, semakin besar pula
pengaruhnya dalam mempercepat proses pembentukan umbi dan waktu pembungaan.
Untuk kegiatan fotosintesis, tanaman wortel memerlukan penyinaran cahaya
matahari penuh selama 9 – 10 jam per hari.
Thanks
ReplyDelete