DAFTAR
ISI
Hal.
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..
ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………..
iii
BAB I. Pendahuluan…………………………………………………………
1
BAB II. Pembahasan…………………………………………………………
2
2.1. system pembiakanvegetatif………………………………………………..
2
2.2. system pembiakan stek……………………………………………………
3
2.3. system pembiakan sambung pucuk………………………………………..
4
BAB III. Kesimpulan
Dan Saran……………………………………………. 6
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………….. 6
3.2. Saran……………………………………………………………………… 7
3.3. Lampiran………………………………………………………………….. 7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
8
BAB I. PENDAHULUAN
Pengembangan
secara vegetative dilakukan pada tanaman dengan harapan membentuk tumbuhan atau
tanaman baru yang menyerupai induknya. Yang bisa tumbuh dan berkembang dengan
baik.
Dan
adapun cara-cara yang dilakukan manusia untuk perkembangan vegetative dengan
tujuan mendapatkan hasil yang lebih dan keuntungan yang besar, dengan cara
penyetekan, sambung pucuk, okulasi dan lain-lain.
Cara
tersebut adalah solusi untuk mendapatkan keuntungan karena dengan adanya cara
tersebut, petani lebih terinisiatif untuk melakukannya.
Dengan
adanya cara stek, sambung pucuk, okulasi dan lain-lain dapat memberikan
motifasi untuk perencanaan skala besar dengan jenis usaha yang lebih
menguntungkan dan diharapkan menghasilkan omset yang cukup tinggi untuk Negara.
BAB
II. PEMBAHASAN
2.1. Sistim Pembiakan Vegetatif
(okulasi)
Pengembangan fegetatif dengan cara
okulasi sebaiknya dilakukan pada tanaman atau pada bibit yang umumnya sudah
cukup antara kurang lebih 30 hari atau 3 bulan.
Entres berupa cabang-cabang plagiotrop
yang sehat, tidak sedang bertunas (flush), warna hijau kecoklatan diameter ± satu sentimeter.
Letak tempelan atau (pertautan)
dibagian hipokotil.
“Jendela” okulasi dibuat dengan cara
menoreh kulit fertikal sejajar sepanjang 3 cm, jarak antara torehan 0,8 cm.
diujung bawah torehan dipotong horizontal sehingga berbentuk lidah kecil.
Pengikatan dari bawah keatas dengan
susunan seperti genteng, tali pengikat dibuka dan diamati umur 2-3 minggu.
Pada okulasi yang sudah jadi, batang
bawah dilingkungan untuk memacu atau mempercepat pertumbuhan tunas baru, pada
okulasi yang tidak jadi atau okulasi yang gagal sebaiknya dilakukan pengulangan
pada sisi yang berlawanan pada tanaman.
Batang bawah dipotong 5 cm diatas
pertautan setelah tunas baru memiliki 6 lembar daun dewasa menandakan
kematangan pada tanaman, pemepukan dilakukan setiap 2 minggu dengan UREA 2
garam/ bibit bilas siap dipindahkan kelapangan setelah berumur 8-9 bulan dengan
cirri-ciri diameter 0,7 cm, tinggi ± 50 cm dan jumlah daun kurang lebih 12
lembar.
a. Cara singkat okulasi (vegetative)
Entres
disayat miring pada kedua sisi sehingga runcing seperti baji.
Entres
disisipkan pada batang ujung bawah yang dibelah, pertautan diikat dengan tali
dan entres ditutup dengan kantung pelastik kemudian diamati setelah 10-15 hari.
Pada sambungan jadi tunas dibiarkan tumbuh
sepanjang ±
2 cm kemudian tutup entres dibuka, tanpa melepas ikatan ikatan pertautan, tali
ikatan pertautan dibuka setelah tunas baru berumur 3 bulan, bibit siap ditanam
kelapangan setelah berumur 8-9 bulan.
2.2. Sistem Pembiakan Vegetatif
(Stek)
Kakao termasuk tanaman yang suka di
setek sehingga metode pembanyakan ini kurang dikembangkan oleh masyarakat,
sebenarnya atau sebetulnya tanaman asal stek epat berbunga, berbuah dan
habitusnya atau habitatnya pendek.
Pohon untuk sumber setek harus jelas
identitasnya sehat dan tumbuh kuat.
a. Cara singkat pembiakan setek
(vegetative)
Medium penyetekan terlebih dahulu
disterilkan dengan fumugan, untuk menghindari serangan hama dan penyakit.
Misalnya Vapam 2%dengan dosis 5 liter/M3 Medium. Setelah disiram.
Medium ditutup lembaran plastic selama 3 hari. Selanjutnya plastic dibuka dan
medium diaduk-aduk, disiram air yang tidak kaporit dan ratakan.
Sementara itu disiapkan Zat pengatur tumbuh,
misalnya IBA (indole butyric acit) 3000 ppm dalam pelarut etanol 50%. Pangkal
setek disayat miring dicelupkan ke dalam IBA selama 10 detik kemudian langsung
ditanam. Jarak tanam 3 x 5 cm. setek ditanam agak miring kebarat sehingga
permukaan daun menghadap ke timur.
2.3. Sistem Pembiakan Vegetatif
(sambung pucuk)
Dilakukan pada bibit umur 3 bulan.
Entres diambil dari klon-klon unggul. Misalnya ICS 60, ICS 13, TSH 8558, UIT 1
dan 6C 7. Entres berupa cabang-cabang plagiotrop yang sehat dan tidak sedang
bertunas (plus), warna hijau kecoklatan diameter ± 1 cm.
Batang bawah dipotong datar disisahkan
3 lembar daun, untuk satu sambungan diambil 3 mata tunas entres.
BAB
III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas penulis dapat
menarik beberapa kesimpulan, antaranya sebagai berikut:
a. Penulis dapat mengetahui beberapa
cara pembiakan vegetative diantaranya okulasi, stek, dan sambung pucuk. Dan
diharapkan dapat berguna untuk pnelitian selanjutnya yang lebih mendalam.
b. Pembiakan vegetative dengan cara
stek sambung pucuk dan okulasi sangatlah bermanfaat untuk dunia pertanian
dimasa mendatang. bertujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
3.2. Saran
Untuk
meningkatkan pemahaman tentang budidaya vegetative dan cara stek, okulasi dan
sambung pucuk, dan kita sebagai mahasiswa dapat menambah lebih dalam ilmu
pengetahuan tentang vegetativ mempelajari dan membaca buku-buku yang dapat
menambah wawasan kita tentang ilmu pembiakan vegetatif.
Baca juga ini :
0 Response to "Makalah Pembiakan Fegetatif"
Post a Comment