Tugas Laporan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Tanaman Bawang Merah


I.                   PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
            Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman semusim yang banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan bawang merah semakin meningkat karena hamper semua masakan membutuhkan komoditas ini.
       Bawang merah merupakan salah satu sayuran yang hanya digunakan sebagai bumbu dapur untuk melezatkan masakan sehingga lebih dikenal dengan sebutan “sayuran rempah”. Tanaman ini banyak ditanam didaerah dataran rendah dengan ketinggian antara 10-250 meter diatas permukaan air laut. Walaupun demikian tanaman ini dapat pula diusahakan didaerah pegunungan dengan ketinggian sampai 1200 meter diatas permukaan laut, hanya umbinya menjadi lebih kecil, warnanya kurang mengkilat dan umurnya lebih panjang. Pada periode tahun 1986-1990, Indonesia merupakan salah satu Negara pengekspor bawang merah, tetapi kini Negara kita menjadi pengimpor komoditas ini.
                 Di Indonesia, daerah yang merupakan sentra produksi bawang merah yang terkenal ialah Cirebon, Brebes, Tegal, Kuningan, Wates, Lombok timur, dan Samosir (Medan).

1.2.  Hipotesis
                 Terdapat satu atau lebih tanaman bawang merah yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik, pada perlakuan pemberian PPC.
1.3.  Tujuan dan Kegunaannya
1.3.1. Tujuan
Tujuan praktek ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai jenis PPC yang diberikan pada tanaman bawang merah.
1.3.2. Kegunaan
a.         Mendapatkan pengalaman untuk menyusun skripsi nantinya
b.         Untuk mempelajari mengenai tanaman semusim.



II.                TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Botani Tanaman
2.1.1.      Sistematika Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum.L)
Sistematikanya adalah sebagai berikut : (sunarjono,1983)
Kingdom             :  Plantae                                                                                                                                                                                                
Divisi                  : Spermathophyta
Sub Divisi           : Angiospermae
Kelas                  : Monocotyledonae
Ordo                   : Liliiflorae
Family                : Liliaceae
Genus                 : Allium
Species               : Allium ascalonicum. L
2.1.2.      Morfologi Tanaman Bawang Merah:
a.      Daun
Daun bawang merah berbentuk bulat panjang berlubang seperti pipa dengan bagian bawah membengkak dan ujungnya meruncing, tapi ada juga yang membentuk setengah lingkaran pada penampang melintang daunnya. (sunarjono,1983)
b.      Umbi
Umbi bawang merah merupakan umbi lapis (bulbus), di tengah umbi ada sebuah batang tipis yang  menyerupai cakram. Pada cakram diantara lapis kelopak daun terdapat mata tunas yang mampu tumbuh menjadi tanaman baru yang disebut tunas lateral atau anakan. (sunarjono,1983)
c.      Akar
Bawang merah memiliki system perakaran serabut yang menyebar kesekeliling tanaman. (sunarjono,1983)
d.      Bunga
Bunga bawang merah adalah sempurna (hermaphrodites), yang pada umumnya terdiri dari 5-6 helai benang sari, sebuah putik, dengan daun bunga yang berwarna putih. Bakal buah duduk diatas membentuk bangunan bersegi tiga, hingga tampak jelas, seperti kubah. (sunarjono,1983)

2.2.Syarat Tumbuh
2.2.1.      Tanah
Bawang merah lebih senang tumbuh pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung bahan organic seperti tanah lempung berpasir atau lempung berdebu. Pada tanah alluvial dan latosol yang berpasir bawang merah pun dapat pula ditanam. Yang penting jenis tanah tersebut harus mempunyai struktur bergumpal dan keadaan air tanahnya tidak menggenang(stagnasi). Derajat keasaman tanah (pH) antara 6-7. (sunarjono,1983)
2.2.2.      Iklim
Pada umumnya tanaman bawang merah tidak tahan terhadap curah hujan yang lebat. Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman bawang merah antara 25-32oC dengan iklim kering. Bawang merah dapat ditanam didataran tinggi maupun dataran rendah, didataran tinggi umur tanaman bawang merah menjadi lebih panjang antara -1 bulan.tanaman bawang merah lebih menghendaki daerah yang terbuka, dengan penyinaran  70 .(sunarjono,1983)
2.3.Pupuk Pelengkap Cair (PPC)
Pada dasarnya tanaman memerlukan unsure-unsur yang terdapat dalam tanah, yaitu unsure N, unsure P, unsure K. tetapi tidak semua unsure tersebut dipenuhi oleh tanah, maka dari itu perlu diadakan pemupukan untuk mengembalikan zat hara kedalam tanah sehingga tumbuhan dapat menjadi subur sebagaimana mestinya. Pupuk dapat dibedakan menjadi 2 pupuk buatan dan pupuk alami, pupuk alam terbagi atas pupuk kandang, pupuk hijau, humus,dan kompos.
Pupuk pelengkap cair merupakan pupuk pengganti yang digunakan untuk mengganti pupuk yang digunakan sebelumnya, yang sebagian besar berbentuk cairan, tidak berbahaya bagi manusia.



III.             BAHAN DAN METODE
3.1.  Tempat dan Waktu
3.1.1.      Tempat
Praktikum ini dilaksanakan dikebun percobaan fakultas pertanian universitas cokroaminoto palopo.
3.1.2.      Waktu
Praktikum dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2008.

3.2.  Bahan dan Alat
3.2.1.      Bahan
Bahan yang digunakan antara lain :
a.      Pupuk kandang
b.      Pasir
c.      Tanah
d.      Umbi bawang merah
e.      PPC
3.2.2.      Alat
Alat yang digunakan antara lain :
a.      Polibag 20 x 30 cm
b.      Pisau
c.      Label
3.3.  Metode Percobaan
Pada praktek ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan yang diulang sebanyak empat kali sehingga terdapat Dua belas unit percobaan yaitu:
P1        : Disemprot dengan PPC Petrovita dengan ukuran 1 ml / air
P2        : Disemprot dengan PPC Supertonik dengan ukuran 2 ml / air
P3        : Disemprot dengan PPC seprin dengan ukuran 5 ml / air

3.4.  Pelaksanaan Percobaan
a.       Persiapan Umbi Bawang
Sebelum ditanam umbi bawang ujungnya diiris menggunakan pisau sebanyak  dari umbi bawang tersebut. Tujuan dari pengirisan ini adalah untuk mempermudah atau mempercepat tumbuhnya tunas yang akan menembus umbi tersebut.
b.      Menyiapkan Media Tanam
Bahan –bahan yang berupa pupuk kandang, tanah, dan pasir dicampur menjadi satu dengan takara 1:1:1, setelah dicampur lalu dimasukkan kedalam poolybag kemudian disusun menurut denah yang sudah dibuat sebelumnya dan diberi label.


c.       Penanaman
Sebelum umbi ditanam terlebih dahulu media tanam tadi di siram air agar tanahnya menjadi padat, setelah itu lalu umbi bawang merah ditanam dengan membenamkan setengah dari umbi tersebut.
d.      Pemeliharaan dan Pengukuran
Pemeliharaan dapat dilakukan dengan mencabuti rumput yang tumbuh liar disekitar tanaman, sedangkan pengukuran dilakukan setiap minggu.

3.5.  Parameter Pengamatan
Parameter Pengamatannya Adalah:
a.       Tinggi tanaman (cm)
b.      Jumlah tunas

IV.              HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
4.1.1.      Jumlah Tunas
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
SK
DB
JK
KT
F. HIT
F.TABEL
5%
1%
perlakuan
2
2.28
1.14
2.33tn
 5.14
140.92 
ulangan
3
3.8
1.27
2.59tn
 4.76
9.78 
galat
6
2.93
0.49



total
11
9.01




Tabel. 1. : Jumlah tunas
Berdasarkan hasil pengamatan jumlah tunas pada tabel diatas, menunjukkan bahwa pertumbuhan tunas pada tanaman bawang merah tidak berbeda nyata.
Ket :
tn           = Tidak berbeda nyata
KK         =  x 100%
              =  x 100%
              =  x 100%
              = 0.20 x 100%
              = 20%
Hasil pengamatan jumlah tunas pada tanaman bawang merah dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini:
Gambar 1. Diagram rata-rata jumlah tunas selama 4 minggu pengamatan untuk tiap-tiap prerlakuan.
Diagram diatas menunjukkan rata-rata jumlah tunas tanaman bawang merah untuk tiap-tiap perlakuan selama 11 minggu pengamatan, perlakuan yang mempunyai jumlah tunas yang terbaik adalah P2(16.25) dan yang terendah adalah P3(12).
4.1.2.      Tinggi Tanaman
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
SK
DB
JK
KT
F. HIT.
F. TABEL
5%
1%
perlakuan
2
87.3
43.65
2.27
 5.14
10.92 
ulangan
3
112.49
37.5
1.95
 4.76
9.78 
galat
6
115.52
19.25



total
11
315.31




Table 2. Tabel Tinggi tanaman
Berdasarkan hasil pengamatan tinggi tanaman pada table diatas, menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi pada tanaman bawang merah tidak berbeda nyata
Ket:
tn           = Tidak Berbeda Nyata
KK         =   x 100%
              =   x 100%
              =   x 100%
              = 0.18 x 100%
              = 18%
Hasil pengamatan tinggi tanaman pada bawang merah dapat pula dilihat pada diagram batang dibawah ini.
            Gambar 2. Diagram rata-rata tinggi tanaman selama 4 minggu pengamatan pada tiap-tiap perlakuan

Diagram diatas menunjukkan rata-rata tinggi tanaman pada bawang merah untuk tiap-tiap perlakuan selama 4 minggu pengamatan, perlakuan yang mempunyai jumlah tinggi yang baik adalah P1(104.52) dan yang terendah adalah P3(80.42)
4.2. Pembahasan
4.2.1.      Jumlah Tunas
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah didapat selama 4 minggu pengamatan, maka dapat dilihat bahwa perkembangan rata-rata jumlah tunas pada tanaman bawang merah yang paling baik adalah pada P2 (16.25) yaitu tanaman yang disemprot dengan PPC yang mereknya  Supertonik dengan ukuran 2 ml / air. Hal ini dapat disebabkan oleh karena tanaman bawang merah ini dapat menyerap cairan PPC dengan baik dan cocok dengan tanaman bawang merah, maka dari itu pertumbuhan jumlah tunas pada P2 sangat baik. Sedangkan rata-rata pertumbuhan tunas yang kurang baik terjadi pada P3(12) dengan jenis PPC yaitu  seprin dengan ukuran 5 ml / air, hal ini disebabkan karena beberapa factor yaitu diantaranya sulitnya tanaman ini menyerap cairan PPC yang diberikan atau tidak cocoknya jenis PPC ini dengan tanaman bawang merah, maka dari itu pertumbuhan jumlah tunas kurang baik.


4.2.2.      Tinggi Tanaman
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dari setiap perlakuan,
Maka rat-rata tinggi pada tanaman bawang merah yang memiliki pertumbuhan yang  paling baik adalah P1(104.52), ini dapat dilihat dari hormon tumbuh dan jenis PPC yang baik untuk merangsang pertumbuhan tinggi tanaman bawang merah, sedangkan perlakuan yang terendah  adalah P3(80.42), hal ini dapat dimungkinkan pada waktu pemberian PPC tidak merata keseluruh tanaman maka pertumbuhan tingginya tidak optimal atau jenis PPC yang kurang cocok dengan bawang merah.


V.                 KESIMPULAH DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah kita lakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Perlakuan yang memiliki pertumbuhan jumlah tunas yang paling baik adalah P2 (PPC Supertonik) dengan jumlah tunas16.25) , dan perlakuan yang memiliki pertumbuhan tinggi yang baik adalah P1(PPC Petrovita) dengan tinggi tanaman 104.52 cm) .

5.2. Saran
Pada praktek kali ini saya tidak mempunyai saran karena sudah baik, hanya tempatnya saja yang sempit perlu ditambah.


Baca juga ini :

1 Response to "Tugas Laporan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Tanaman Bawang Merah"

  1. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan TR-04 untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    ReplyDelete