1. Jenis-jenis bawang merah
Ada dua jenis bawang
merah yang biasa dibudidaykan, yaitu bawang merah biasa dan bawang bombay. Varietas bawang merah biasa antara lain bawang brebes, ampenan,
sumenep, bangkok, philipina.
2. Syarat tumbuh
A. Iklim
Bawang merah dapat tumbuh di dataran rendah maupun didataran tinggi
(0-1100 m dpl) dan suhu udara 25 – 32o c dengan iklim kering.
B. Tanah
Tanah yang baik adalah tanah yang subur, gembur, dan banyak mengandung
humus dengan ph tanah 5,5 – 6,5. Tekstur tanah yang baik adalah lempung
berpasir.
- Tanah dibajak/ dicangkul sedalam kira-kira 30 cm.
- Dibuat bedengan dengan arah timur-barat, ukuran lebar 120 cm, dan panjang sesuai kondisi lahan. Tinggi bedengan kira-kira 30 cm dan bagian tepi dipadatkan.
- Jarak anta bedengan 40 cm.
- Taburkan pupuk kandang diatas bedengan dengan dosis 10-20 ton/ha kemdian bedengan dihaluskan.
- Biarkan selama lebih kurang 2 minggu.
4. Persiapan bembibitan
Sebenarnya bawang merah dapat diperbanyak dengan biji, tetapi karena
sulit untuk memperoleh benih maka perbanyakan dilakukan menggunakan umbi bibt.
Bibit dipilih dari umbi yang berukuran sedang, tua, sehat, seragam, dan telah
disimpan 2 -3 bulan . Kebutuhan bibit 6 8 kuintal/ha.
5. Penanaman
- Sehari sebelum tanam, bedengan diberi pupuk sp-36 400 kg/ha dan kcl 325 kg/ha. Dua macam pupuk tersebut ditebarkan secara merata di atas bedengan kemudian bedengan dihaluskan dengan cangkul dan disiram.
- Sehari setelah pemupukan dasar, dilakukan penanaman. Bibit dipotong 1/3 bagian kemudian benamkan 2/3 bagian yang tersisa sampai rata dengan jarak tanam 20 x 20 cm, 20 x 15 cm atau 20 x 810 cm, tergantung varietas. Tanah disiram sampai cukup basah.
6. Pemeliharaan
A. Pengairan
Sistem perakaran bawang merah sangat dangkal, sehingga perlu dijaga
kelembapannya. Tanah bedengan harus tetap basah, tetapi tidak tergenang.
Pemberian air dihentikan ketika menjelang panen.
B. Penyulaman
Penyulaman terhadap bibit yang mati atau jelek pertumbuhannya dilakukan
1 minggu setelah tanam.
C. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan dilakukan pada umur 1 dan 4 minggu setelah tanam
dengan dosis urea 150 kg/ha dan za 425 kg/ha. Masing-masing diberikan ½ dari
dosis dengan cara ditebarkan atau dibenamkan pada alur diantara tanaman.
D. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 kali, yaitu umur 2 dan 4 minggu setelah tanam.
Pada saat penyiangan sekaligus dilakukan pembumbunan.
7. Pengendalian hama dan penyakit
Hama
ulat daun (spodoptera exigua), merupakan hama yang paling banyak
menyerang bawang merah. Akibat serangannya dapat menurunkan hasil panen sampai
57 %. Ulat masuk ke daun dan memakan daun dari dalam hingga tinggal epidermis
luar, sehingga daun berwarna putih transparan, akhirnya terkulai. pengendalian dilakukan dengan pergiliran tanaman dan waktu tanam yang serempak.
Selain itu, dapat dilakukan dengan pemasangan sex pheromone maupun penggunaan
insektisida.
Penyakit
penyakit layu (fusarium, sp.), Penyakit layu disebabkan oleh jamur fusarium. Serangan diawali dengan
kelayuan pada ujung daun yang menjalar ke pangkal. Umbi membusuk, warna kuning
kecoklatan, permukaannya basah dan lunak. Penyakit layu juga dapat menyerang
bawang merah yang ada di gudang. pengendaian dapat dilakkan dengan pergiliran tanaman, waktu tanam serempak, dan
penggunaan fungisida.
8. Panen
- Umur penen, Tanaman bawang merah dapat dipanen pada umur 60 – 80 hari setelah tanam, tergantung varietas.
- Tanda-tanda tanaman siap panen Daun mulai mengering, leher batamng tampak lemas meliputi 75-85 % dari populasitanaman. Umbi berisi penuh dan warnanya mengkilat.
- Cara panen Dapat dilakukan dengan mencabut atau mencongkel umbi.
- Pengeringan bawang merah diikat kemudian dijemur, baru disimpan atau dijual
Baca juga ini :
0 Response to "BUDIDAYA BAWANG MERAH"
Post a Comment