Hama Rayap
Rayap pada umumnya berkumpul dan bersarang pada tanaman yang sudah
mati. Serangan pada tanaman karet biasanya setelah tanaman karet mati
sebagai akibat dari serangan jamur akar putih (JAP) atau pada areal
penanaman yang menggunakan bahan tanam stump mata tidur yang kekeringan.
Namun demikian untuk tanaman muda bisa terjadi serangan apabila terjadi
kekeringan pada saat musim kemarau.
Pengendalian hama ini adalah: Membersihkan tunggul-tunggul sisa
pembukaan lahan.
Menanam dengan bahan tanam polybag. Menaburkan Carbofuran (Furadan atau Dharmafur)
di
sekitar tanaman yang terserang sebanyak satu sendok makan.
Penyakit akar putih (Rigidoporus
microporus)
Penyakit ini dapat menyerang pada tanaman di pembibitan sampai
tanaman menghasilkan. Tanaman yang terserang terlihat daun tajuknya pucat
kuning dan tepi atau ujung daun tajuknya terlipat ke dalam. Kemudian daun
gugur dan ujung ranting menjadi mati. Adakalanya terbentuk daun muda
atau bunga dan buah lebih awal. Pada perakaran tanaman sakit terdapat
benang-benag berwarna putih dan agak tebal (rizomorf). Jamur
kadang-kadang membentuk badan buah mirip topi berwarna jingga
kekuning-kuningan pada pangkal akar. Pada serangan berat akar tanaman menjadi
busuk dan tanaman akan tumbang dan mati. Penyakit ini bisa menular pada
tanaman yang sehat di sekitarnya melalui kontak akar.
Pencegahan: Pembongkaran atau pemusnahan tunggul akar tanaman. Penanaman
bibit sehat. Bibit stum mata tidur yang akan dimasukkan ke polybag atau
akan ditanam sebaiknya diseleksi dulu, bibit yang tertular masih dapat
digunakan dengan cara mencelupkan bagian perakaran dengan larutan
terusi 2%. Pada areal yang rawan jamur akar putih, yaitu lahan yang
terdapat banyak tunggul, tanah gembur dan lembab sebaiknya tanaman
ditaburi belerang sebanyak 100-200 gr/pohon selebar 100 cm, yang kemudian
dibuat alur agar belerang masuk kedalam perakaran. Pemberian belerang
ini diberikan setiap tahun sekali sampai dengan tanaman berumur lima
tahun. Pemupukan yang rutin agar tanaman sehat .
Pengobatan tanaman sakit: Dilakukan pada saat serangan dini dan dilaksanakan setiap
enam bulan sekali. Pengobatan dilakukan dengan cara menggali tanah pada
daerah leher akar, kemudian leher akar diolesi dengan fungisida dan tanah
ditutup kembali dengan tanah 2-3 hari setelah aplikasi. Pada areal tanaman
yang mati sebaiknya dilakukan pembongkaran tunggul dan diberikan belerang
sebanyak 200 gr, agar jamur yang ada mati.
Jamur upas (Corticium
salmonicolor)
Penyakit ini merupakan penyakit batang atau cabang. Jamur ini
mempunyai empat tingkat perkembangan. Mulamula terbentuk lapisan jamur
yang tipis dan berwarna putih pada permukaan kulit (tingkat sarang
laba-laba), kemudian berkembang membentuk kumpulan benang jamur (tingkat bongkol-bongkol),
selanjutnya terbentuk lapisan kerak berwarna merah muda (tingkat corticium)
pada tingkat ini jamur telah masuk ke dalam kayu, terakhir jamur membentuk lapisan
tebal berwarna merah tua (tingkat necator). Pada bagian yang
terserang pada umumnya terbentuk latek berwarna coklat hitam. Kulit yang
terserang akan membusuk dan berwarna hitam kemudian mengering dan mengelupas.
Pada serangan lanjut tajuk percabanagan akan mati dan mudah patah oleh
angin. Serangan ini terlihat pada tanaman muda yang berumur tiga samapai
tujuh tahun dan penyebarannya pada daerah-daerah yang lembab dengan curah
hujan tinggi.
Pengendalian: Pada daerah lembab menanam tanaman yang tahan, yaitu AVROS
2037, PR 261, BPM 24, RRIC 100, BPM 107 dan PB 260 Jarak tanam tidak
terlalu rapat. Pengobatan dilakukan sejak awal mungkin yaitu dengan menggunakan
Calixin 750 EC dan Antico F-96 setiap tiga bulan atau Bubur Bordo atau
Fylomac 90 setiap dua minggu, dengan cara mengoleskan pada bagian yang
terserang sampai jarak 30 cm ke atas dan ke bawah. Bila serangan lebih
berat lagi (tingkat corticium atau necator), maka dilakukan
mengelupasan kulit yang busuk kemudian dilumasi dengan Calixin 750 EC atau
Antico F-96.
Penyakit gugur daun
Colletotrtichum (C. gloeosporiodes)
Penyakit ini menyerang pada berbagai tingkat umur tanaman.
Daun-daun muda yang terserang terlihat lemas berwarna hitam, mengeriput,
bagian ujungnya mati dan menggulung. Pada daun dewasa terdapat
bercak-bercak berwarna hitam, berlubang dan daun berkeriput serta bagian ujungnya
mati. Tanaman yang terserang berat tajuknya menjadi gundul. Penyakit ini
juga mengakibatkan mati pucuk. Serangan penyakit ini terjadi pada saat
tanaman membentuk daun muda selama musim hujan. Serangan berat bisa
terjadi pada kebun yang letaknya di atas 200 m dpl atau pada daerah beriklim
basah.
Pengendalian: Menanam klon yang tahan, yaitu BPM 107, BPM 109, RRIC 100,
RRIM 600, PB 260 dan PB 330. Pemupukan yang seimbang, sehingga tanaman sehat. Penggunaan
fungisida Dithane M-45 0,25%, Delsene MX 200 0,2%, Manzate M-200 0,2%,
Sportak 450 EC, Cobox 0,5% atau Cupravit 21 OB 0,5%, Daconil 75 WP 0,2%, Antracol
70 WP 0,2%, Dofolatan/Indafol 476 F (600 g/ha bahan aktif/putaran) atau
Tilt 259 EC (125 g/ha bahan aktif/putaran) dengan interval satu minggu
sekali sebanyak lima kali penggunaan. Penggunaan fungisda pada saat tanaman
terserang sudah mencapai 10%. Sumber : Jamhari Hadi
Purwanta,Kiswanto, Slameto “Teknologi Budidaya KARET”BALAI
BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2008.
Baca juga ini :
0 Response to "Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Karet"
Post a Comment