Persiapan Lahan
Paria biasanya ditanam di atas
bedengan, dengan ukuran lebar 1,5-2,5 m, panjang disesuaikan dengan kondisi
lahan, tinggi bedengan 20 cm pada musim kemarau dan 30 cm pada
musim
hujan. Jarak tanam 100 x 100 cm,
75 x 75 cm, atau 45 x 60 cm dalam barisan
dan 120 x150 cm antar baris. Dalam satu bedengan terdapat dua
barisan.
Budidaya Tanaman
Sayuran
Pupuk Dasar
Pupuk kandang digunakan bersamaan
dengan pengolahan lahan sebanyak 10-15 ton/ha dengan cara ditabur
secara merata, atau ditempatkan pada lubang tanam 3 minggu sebelum
tanam.
Penanaman
Penanaman dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu dengan ditanam langsung dan dengan semai terlebih dahulu.
Tanaman yang mati atau tidak tumbuh harus segera disulam.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman yang umum
dilakukan berupa pemberian para-para, penyiangan, pengairan,
pemupukan, pruning (pemangkasan) dan pengendalian hama penyakit. Paria
memerlukan penopang, atau rambatan untuk meningkatkan
produksi buah, memudahkan pengendalian OPT dan pemanenan.
Rambatan diberikan saat tanaman berumur 3 minggu. Rambatan dapat
berupa ajir, teralis, dan tunnel setinggi 1,5-2 m. Penyiangan
dilakukan sesuai dengan pertumbuhan gulma bersamaan dengan
pembubunan. Untuk mengendalikan gulma dapat juga
digunakan mulsa alang-alang atau mulsa plastik hitam perak
(MPHP). Pemasangan MPHP dilakukan setelah pengolahan tanah
kedua atau setelah pembuatan bedengan. Tanaman paria
tidak tahan kekeringan, perlu penyiraman disesuaikan
dengan kondisi tanaman. Pembuatan parit disekeliling guludan
sangat diperlukan untuk mengurangi genangan air, hal ini dilakukan
pada musim penghujan. Pemupukan susulan pertama diberikan pada
saat tanaman berumur 3 minggu. Sedangkan pemupukan
susulan berikutnya dilakukan dengan interval 2 minggu sampai
tanaman berumur 4 bulan. Pupuk susulannya berupa NPK (15:15:15)
5-10 gr/tanaman diberikan dengan cara larikan atau ditugal
10 cm dari tanaman, pada musim kemarau dianjurkan dengan cara
dikocor.
Budidaya Tanaman
Sayuran
Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama yang sering ditemukan adalah
lalat buah, Epilachna sp,. Kutu daun,
trips, tungau dan siput dapat dikendalikan dengan pestisida yang
selektif. Penyakit yang umum ditemukan adalah berupa embun
tepung, layu bakteri, layu fusarium, serkospora dan virus
(CMV). Pengendalian dilakukan dengan sanitasi
dan menggunakan fungisida.
Panen dan Pasca
Panen
Panen buah konsumsi dilakukan
saat buah masih belum terlalu tua. Panen sebaiknya menggunakan pisau yang
tajam. Produksi buah dapat mencapai 10-12 buah per batang
atau 10-15 ton/ha. Sortasi untuk memisahklan buah yang rusak
dan penyakit sangat diperlukan untuk menjaga kualitas panenan.
Buah paria tidak tahan lama sehingga sebaiknya segera dipasarkan
setelah panen. Penyimpanan pada suhu 12-130C dan kelembaban 85-90%
dapat menjaga kualitas buah sampai 2-3 minggu.
Baca juga ini :
0 Response to "Budidaya Tanaman Pare Atau Paria"
Post a Comment