Budidaya Tanaman Cabe

1. jenis-jenis cabai
secara umum jenis cabai dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
  • cabai besar, buah sebesar jari telunjuk dan merupakan tanaman semusim.
  • cabai rawit atau cabai kecil, buah kecil-kecil dan merupakan tanaman tahunan.
2. syarat tumbuh
tanaman cabai dapat tumbuh didataran rendah maupun tinggi, waktu tanam yang baik pada awal musim kemarau. tanaman cabai menyukai tanah yang subur, gembur, dan kaya humus, draenase baik dan air yang tidak tergenang, dengan pH tanah antara 6,7-7,0. curah hujan optimal untuk tanaman cabai antara 1500 - 2500 mm/tahun, dan suhu optimum berkisar antar 24-28 derajat celcius.

3. persiapan lahan
  • tanah diolah dan dibentuk bedengan-bedengan arah timur-barat dengan ukuran lebar 120 cm, dan jarak antar bedengan 40 cm.
  • tebarkan pupuk kandang diatas bedengan, dosis 20 ton/ha. kemudian, tanah dihaluskan sambil mencampur pupuk kandang dengan tanah.
  • setelah 1 minggu, tebarkan pupuk dasar SP-36 500 kg/ha ditambah KCL 400 kg/ha kemudian bedengan dihaluskan dan dibasahi/ dialiri.
  • tutup bedengan dengan mulsa plastik hitam perak atau dengan jerami sebagai pengganti jika tidak ada mulsa plastik.
4. persemaian dan pembibitan
  • media persemaian dibuat dari campuran tanah dan pupuk kandang (2 : 1) ditambah NPK dengan dosis 85 kg g/1 ember (isi 10 ltr air)
  • isikan media tersebut ke polybag semai ukuran 8 x 10 cm sampai 80 %.
  • susun polybag semai pada bedengan yang telah dibuat ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai kebutuhan.
  • semaikan benih cabai satu persatu kedalam polybag kemudian basahi.
  • tutup permukaan atas polybag dengan karung goni yang telah dibasahi dan bedengan diberi naungan menghadap ketimur.
  • setelah 2 - 3 hari dibuka dan bibit dipelihara secara intensif hingga berdaun 4 - 6 helai (umur kira-kira 24 hari), bibit siap dipindah ke lahan.
  • persemaian dan pembibitan dilaksanakan bersamaan dengan pesiapan lahan.
5. penanaman
  • lubangi mulsa plastik menggunakan alat pemanas, jarak tanam 60 x 70 cm kemudian buat lubang dengan tugal.
  • bibit dipilih yang besar, seragam, dan kokoh pertumbuhannya.
  • bibit dikeluarkan dari plastik kemudian masukkan kedalam lubang tanam dan basahi.
6. pemeliharaan
  • penyiraman dilakukan setiap hari dan diulangi lagi jika bedengan kering
  • pada saat berbunga, penyiraman dilakukan lebih intensif hingga saat berbuah.
  • penyiangan dilakukan setelah pemupukan atau tergantung pada petumbuhan gulma.
  • 3 - 4 minggu setelah tanam, bedengan dibei ajir/ lanjaran untuk menopang agar tanaman tidak roboh.
  • tunas dibawah cabang pertama dihilangkan semua
  • pemupukan:
   - pupuk susulan I diberikan 14 HST, dosis 75 kg urea/ha ditambah 150 kg ZA /ha
   - pupuk susulan II diberikan 35 HST, dosis 75 kg/ha ditambahkan 150 kg ZA/ha
   - pupuk susulan III dibeikan 60 HST, dosis 75 kg/ha ditambahkan 150 kg ZA/ha

7. pengendalian hama dan penyakit
hama
  • thrips spp, pucuk daun keriput kemudian menggulung. thips juga berperan sebagai vekto virus
  • agrotis ipsilon, larva penyerang jaringan daun, sehingga daun tinggal rangkanya.
  • heliothis armigera, buah yang diserang busuk dan rontok, juga menyerang pucuk cabang.
pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida.

penyakit
  • antraknosa/patek, terdapat bercak cokelat kehitaman pada buah yang meluas menjadi busuk lunak. serangan berat     menyebabkan  buah mengering dan keriput.
  • phytophthora infestans, terdapat bercak daun pada ujung dan pinggir daun bagian bawah yang meluas keseluruh daun.
  •  fusarium oxysporum, tulang daun menguning, tangkai merunduk, tanaman kerdil dan buah terbentuk tetapi kecil-kecil.
  • pseudomonas solanacearum, kelayuan dimulai dari bagian pucuk, meluas keseluruh bagian tanaman, sehingga batang menjadi lembek.
    pengendalian dapat menggunakan fungisida atau bakterisida.

8. panen dan pasca panen
panen
  • buah pertama dapat dipanen setelah tanaman berumur 75 hari sampai umur 6 bulan.
  • buah yang dipanen adalah buah yang berwarna merah.
  • hasil tergantung varietas. pada tanaman yang dipelihara secara intensif, dapat menghasilkan 15-20 ton/ha
pascapanen
  • cabai adalah jenis sayuran yang cepat rusak, sehingga perlu perlakuan-perlakuan yang khusus, seperti dipetik pada umur yang cukup, disimpan ditempat yang dingin dan lembab, hindai terjadinya luka pada buah, serta wadahnya dapat menggunakan karung dan wadah yang telah dilapisi kertas.
sumber: Budidaya Tanaman Sayuran, Ir. Siswadi, Yogyakarta, PT. Citra Aji Parama, 2006


Baca juga ini :

0 Response to "Budidaya Tanaman Cabe"

Post a Comment