Menurut Trease dan Evan (dalam Hamid dan Syarif,
1992), tanaman nilam meliputi tiga spesies yaitu P. cablin Benth, P. hortensis,
dan P. heyneanus.
1) P. cablin Benth
Pogostemon cablin sering juga disebut nilam Aceh.
Jenis nilam ini termasuk famili Labiate yaitu kelompok tanaman yang mempunyai
aroma yang mirip satu sama lain. Di antara jenis nilam, yang diusahakan secara
komersil adalah varietas Pogostemon cablin Benth. Jenis ini sebenarnya dari
Filipina, yang kemudian berkembang ke Malaysia, Madagaskar, Paraguay, Brazilia,
dan Indonesia. (Sudaryani et al, 2004)
2) P. heyneanus
Sering juga dinamakan nilam jawa atau nilam hutan.
Jemis ini berasal dari India, banyak tumbuh liar di hutan pulau Jawa. Jenis ini
berbunga, karena itu kandungan minyaknya rendah yaitu 0,50-1,5%. Di samping itu
minyak nilam dari tanaman ini komposisi minyaknya kurang mendapatkan pasaran
dalam perdagangan. (Sudaryani et al, 2004)
3) P. hortensis
Disebut juga nilam sabun karena bisa digunakan untuk
mencuci pakaian. Jenis nilam ini hanya terdapat di daerah Banten. Bentuk
Pogostemon hortensis ini mirip dengan nilam Jawa, tetapi tidak berbunga.
Kandungan minyaknya 0,5-1,5%. Komposisi minyak yang dihasilkan jelek sehingga
untuk jenis nilam ini juga kurang mendapatkan pasaran dalam perdagangan.
(Sudaryani et al, 2004)
Diantara ketiga jenis nilam tersebut yang banyak
dibudidayakan yaitu P. Cablin Benth (nilam Aceh), karena kadar dan kualitas
minyaknya lebih tinggi dari varietas lainnya.
Nilam Aceh diperkirakan daerah asalnya Filipina atau
Semenanjung Malaya. Setelah sekian lama berkembang di Indonesia, tidak tertutup
kemungkinan terjadi perubahan-perubahan dari sifat dasarnya. Dari hasil
eksplorasi ditemukan bermacam-macam tipe yang berbeda baik karakteristik
morfologinya, kandungan minyak, sifat kimia minyak dan sifat ketahanannya
terhadap penyakit dan kekeringan (klik link dibawah ini untuk melanjutkan membaca).
Bagus info nya
ReplyDelete